A. Pendahuluan
Tafsir Al-Qur'an Al-Karim Mahmud Yunus>>> Tafsir al-Quranul karim karangan Mahmud Yunus ini awalnya di terjemahkan pada tahun 1992 kemudian di terbitkan tiga juz dengan huruf arab-malayu. Pada masa itu umumnya Ulama islam mengatakan haram untuk menterjemahkan al-Quran namun, bantahan dari Ulama islam tersebut tidak beliau perdulikan dan beliaupun tetap menterjemahkan al-Quran al-Karim tersebut.
Kemudian beliau berhenti menterjemahkan al-Quran, karena beliau lebih memilih untuk melanjutkan ilmu pengetahuannya di Mesir (Th 1924) di berbgai tempat hingga akhirnya di Darul Ulum. Beliau menerima pelajaran dari Syeokh Darul Ulum, bahwa menterjemahkan al-Quran itu hukumnya mubah, bahkan di anjurkan atau hukumnya fardu kifayah, untuk menyampaikan dakwah islamiyah kepada bangsa asing yagn tidak mengetahui bahasa arab. Bagaimanakah menyampaikan kitabullah kepada mereka, kalau tidak di terjemahkan kedalam bahasanya?
Dengan berbagai ilimu yang telah diserap oleh akal pikirannya, pada bulan Ramadlan tahun 1354 H (Desember 1935) beliau mulai kembali menterjemahkan al-Quran serta tafsir ayat-ayatnya yang penting yang kemudian beliau beri nama : Tafsir al-Quranul Karim. Dengan susah payah di terbitkan tefisr tersebut berjuz 2 tiap 2 bulan. Sedang menterjemahkan juz 7 sampai dengan 18 dibantu oleh almarhum H.M. Bakry. Pada bulan April 1938 tamatlah 30 juz dengan pertolongan Alah awt. dan disiarkan di seluruh Indonesia.
Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1950, dengan petunjuk menteri Agama Almarhum Wahid Hasyim, salah seorang penerbit Indonesia Tafsir al-Quranul Karim itu dengan mendapatkan fasilitas kertas dari Menteri Agama dan di cetak sebanyak 200.000 aksemplar. Lalu di tunjuk percetakan bangsa Indonesia untuk mencetaknya.
Kabarnya ada bantuan dari Ulama Yogyakarta, supaya di stop mencetak Tafsir Quran Karim itu. Bantahan itu dikirim nya kepada Maeteri Agama RI tetapi saya tidak menerima bantuan.
Boleh jadi karena bantahan itu karena sebab-sebab yang lain, yang empunya percetakan tidak mau meneruskan mencetak tafsir Quran karim itu, padahal telah dimulainya mencetak beberapa halaman banyaknya.
Akhirnya di ambil alih oleh M. Baharata Direktur percetakan Al-Ma’arif Bandung. Lalu ia dicetak dan di terbitkan sebanyak 200.000 aksemplar dan dijualnya dengan harga Rp. 21 per eksemplar.
Pada tahun 1953 seorang Ulama dari Jatinegara membantah pula, bantahan itu dikirinya kepada Presiden RI dan Menteri Agama. Salinannya disampaikan kepada Mahmud Yunus oleh Menteri Agama, lalu Mahmud yunus balas suratnyaitu dengan lebar panjang. Tembusannya M. Yunus kirimkan kepada Presiden RI dan Menteri Agama. Akhirnya beliau tidak berkituk lagi, hanya diam.
Kemudian setelah habis cetakan itu, Mahmud yunus bersama istri Darisah binti Ibrahim meneruskan menerbitkan tafsir Quran Karim itu. Lalu mereka terbitkan beberapa kali tanpa ada perubahan yagn besar. Hanya ada perubahan sedikit demi sedikit.
Ditegaskan bahwa tafsir in serta kesimpulan isi al-Quran, bukanlah tejemahan dari kitab bahasa arab, melainkan hasil penyelidikan pengarang sejak berumur 29 tahu sampai sekarang berumur 73 tahun. Sebab itu tafsir ini berlainan dengan tafsir-tafsir yang lain. Dalam tafisir in yang paling dipentingkan ialah menerangakan dan menjelaskan petunujuk-petunjuk yang termaktub dalam al-Quran untuk diamalkan kaum Muslimin khususnyadan seluruh umat manusia pada umumnya sebgai petunjuk universal. Karena petunujuk itulah tujuan utama kitab suci al-Quran seperti diterangkan Allah dalam firman-Nya pada permulaan surat al-Baqoroh:
Artinya: “ Kitab itu (Al-Quran) tidak ada keraguan didalamnya, jadi petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa”.
Selain itu ditrgaskan pula sebab-sebab majunya satu umat dan sebab-sebab mundurnya, sebab kuat dan lemahnya, sebab tegaknya dan jatuhnya, sebab hidu dan matinya. Demikian itu dengan mengambil ‘brah dan pengajaran dari sejarah umat dahulu kala. Karena sejarah itu tetap mengulang jejaknya.
Tafsir Al-Qur'an Al-Karim Mahmud Yunus>>> Tafsir al-Quranul karim karangan Mahmud Yunus ini awalnya di terjemahkan pada tahun 1992 kemudian di terbitkan tiga juz dengan huruf arab-malayu. Pada masa itu umumnya Ulama islam mengatakan haram untuk menterjemahkan al-Quran namun, bantahan dari Ulama islam tersebut tidak beliau perdulikan dan beliaupun tetap menterjemahkan al-Quran al-Karim tersebut.
Kemudian beliau berhenti menterjemahkan al-Quran, karena beliau lebih memilih untuk melanjutkan ilmu pengetahuannya di Mesir (Th 1924) di berbgai tempat hingga akhirnya di Darul Ulum. Beliau menerima pelajaran dari Syeokh Darul Ulum, bahwa menterjemahkan al-Quran itu hukumnya mubah, bahkan di anjurkan atau hukumnya fardu kifayah, untuk menyampaikan dakwah islamiyah kepada bangsa asing yagn tidak mengetahui bahasa arab. Bagaimanakah menyampaikan kitabullah kepada mereka, kalau tidak di terjemahkan kedalam bahasanya?
Dengan berbagai ilimu yang telah diserap oleh akal pikirannya, pada bulan Ramadlan tahun 1354 H (Desember 1935) beliau mulai kembali menterjemahkan al-Quran serta tafsir ayat-ayatnya yang penting yang kemudian beliau beri nama : Tafsir al-Quranul Karim. Dengan susah payah di terbitkan tefisr tersebut berjuz 2 tiap 2 bulan. Sedang menterjemahkan juz 7 sampai dengan 18 dibantu oleh almarhum H.M. Bakry. Pada bulan April 1938 tamatlah 30 juz dengan pertolongan Alah awt. dan disiarkan di seluruh Indonesia.
Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1950, dengan petunjuk menteri Agama Almarhum Wahid Hasyim, salah seorang penerbit Indonesia Tafsir al-Quranul Karim itu dengan mendapatkan fasilitas kertas dari Menteri Agama dan di cetak sebanyak 200.000 aksemplar. Lalu di tunjuk percetakan bangsa Indonesia untuk mencetaknya.
Kabarnya ada bantuan dari Ulama Yogyakarta, supaya di stop mencetak Tafsir Quran Karim itu. Bantahan itu dikirim nya kepada Maeteri Agama RI tetapi saya tidak menerima bantuan.
Boleh jadi karena bantahan itu karena sebab-sebab yang lain, yang empunya percetakan tidak mau meneruskan mencetak tafsir Quran karim itu, padahal telah dimulainya mencetak beberapa halaman banyaknya.
Akhirnya di ambil alih oleh M. Baharata Direktur percetakan Al-Ma’arif Bandung. Lalu ia dicetak dan di terbitkan sebanyak 200.000 aksemplar dan dijualnya dengan harga Rp. 21 per eksemplar.
Pada tahun 1953 seorang Ulama dari Jatinegara membantah pula, bantahan itu dikirinya kepada Presiden RI dan Menteri Agama. Salinannya disampaikan kepada Mahmud Yunus oleh Menteri Agama, lalu Mahmud yunus balas suratnyaitu dengan lebar panjang. Tembusannya M. Yunus kirimkan kepada Presiden RI dan Menteri Agama. Akhirnya beliau tidak berkituk lagi, hanya diam.
Kemudian setelah habis cetakan itu, Mahmud yunus bersama istri Darisah binti Ibrahim meneruskan menerbitkan tafsir Quran Karim itu. Lalu mereka terbitkan beberapa kali tanpa ada perubahan yagn besar. Hanya ada perubahan sedikit demi sedikit.
Ditegaskan bahwa tafsir in serta kesimpulan isi al-Quran, bukanlah tejemahan dari kitab bahasa arab, melainkan hasil penyelidikan pengarang sejak berumur 29 tahu sampai sekarang berumur 73 tahun. Sebab itu tafsir ini berlainan dengan tafsir-tafsir yang lain. Dalam tafisir in yang paling dipentingkan ialah menerangakan dan menjelaskan petunujuk-petunjuk yang termaktub dalam al-Quran untuk diamalkan kaum Muslimin khususnyadan seluruh umat manusia pada umumnya sebgai petunjuk universal. Karena petunujuk itulah tujuan utama kitab suci al-Quran seperti diterangkan Allah dalam firman-Nya pada permulaan surat al-Baqoroh:
Artinya: “ Kitab itu (Al-Quran) tidak ada keraguan didalamnya, jadi petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa”.
Selain itu ditrgaskan pula sebab-sebab majunya satu umat dan sebab-sebab mundurnya, sebab kuat dan lemahnya, sebab tegaknya dan jatuhnya, sebab hidu dan matinya. Demikian itu dengan mengambil ‘brah dan pengajaran dari sejarah umat dahulu kala. Karena sejarah itu tetap mengulang jejaknya.
B. Biografi Mahmud Yunus
Dilahirkan di Sungkayang Batusangkar Sumetera Barat pada hari sabtu 10 Februari 1899 (30 Ramadlan 1361). Ayahnya bernama Yunus bin Incek dan ibunya bernama Hafsoh bini M.Tahir. buyutnya dari pihak ibu adalah seorang ulama besar di Sungkayang Batu sangkar, bernama Muhammad Ali gelar angku kolo.
Pendidikan Mahmud Yunus belajar dari al-Quran dan bahasa Arab yang ia tempuh semenjak berusia tujuh tahun di Surau kakeknya M.Tahir. di samping itu ia juga memasuki sekolah rakyat, tetapi hanya sampai kelas tiga saja.
Dari surau kakeknya ini, Mahmud Yunus pindah ke Madrasah yang diasuh oleh Syeikh H. Muhammad Thaib di Surau Tanjung Pauh. Berkat ketekunannya dalam waktu empat tahun, Mahmud Yunus telah sanggup mengajarkan kitab-kitab Mahalli, al-Fiyah dan Jam’ul Jawami’.
Minatnya terhadap studi al-Quran serta bahsa arab telah menimbulakan hasarta besar dalam diri Mahmud Yunus untuk menulis tafsir al-Quran yang kemudian menjadi karya monumentalnya sendiri yagn tetap populer sampai saat ini. Penulisan tafsir ini dimulai pada November 1922 yang dilakukan secara berangsur-angsur juz demi juz sampai dengan selesai juz ke-tiga puluh. Perlu di garis bawahi disini bahwa upaya penulisan Mahmud Yunus ketika itu, disaat masih suburnya pandangan yang mengatakan bahwa haram menterjemahkan al-Quran, merupakan tindakan yang cukup berani.
Profesi sebagai guru semenjak masih menjadi pelajar di Surau Tanjung Pauh sudah ia geluti. Kemampuan menjadi guru tersebut lebih menonjol manakala ia kembali dari Mesir . secara terus menerus Mahmud Yunus mengajar dan memimpin berbgai sekolah, yakni pada al-Jami’ah al-Islamiyah Batusangkar (1931-1932), Kuliyah Mu’alimin Islamiyah Noramal Islam Padang (1932-1946), Akademi Pramong Praja di Bukit Tinggi (1948-1949), Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA) jkarta (1957-1980), menjadi Dekan dan Guru Besar pada fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta (1960-1963), Rektor IAIN Imam Bonjol Padang (1966-1071). Atas jasa-jasanya dibidang pendidikan ini, pada 15 Oktober 1977, IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta menganugerahi Mahmud Yunus Doctor Honoris Causa dalam Ilmu Tarbiyah.
Banyak karya tulis yang telah di hasilkan Mahmud Yunus dalam berbgai bidang Ilmu Agama Islam, terutama pendidikan Islam di samping bidang-bidang lain seperti bahasa, sejarah, tauhid akidah, hokum, dan peribadatan, tafsir, hadist, perbandingan agama, yang ia tulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Arab. Pandangan terpenting tentang metode mengajar adalah “Metode itu lebih penting daripada pengajaran”. Akhirnya pada 18 Januari 1983, dalam Usia 83 Mahmud Yunus berpulang ke Rohmatullah di kediamannya, kelurahan Kebon Kosong, Kemayoran Jakarta Pusat. Sehari kemudian ia dimakamkan di pemakaman IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Adapun karya-karya Mahmud Yunus antara lain:1. Tafsir al-Quran tamat 30 juz, tahun 1938.
2. Terjemahan Tafsir al-Quran tanpa tafsir, untuk memudahkan membaca al-Quran.
3. Marilah sembahyang, Pelajaran Sholat untuk-untuk anak0anak SD, 4 jilid.
4. Puasa dan Zakat untuk anak-anak SD.
5. Haji ke Mekkah, cara mengerjakan haji, untuk anak-anak SD.
6. Keimanan dan Akhlaq, untuk anak-anak SD, 4 jilid.
7. Beberapa kisah pendek, untuk anak-anak SD.
8. Riwayat Rasul dua puluh lima, bersama Rasyidin/Zubir Usman.
9. Lagu-lagu baru/Not angka-angka, bersama Kasim St. M. Syah.
10. Beriman dan Berbudi Perkerti, untuk anak-anak SD.
11. Pemimpin Pelajaran Agama, 3 jilid, untuk murid-murid SMP.
12 Hukum Warisan dalam Islam. untuk tingkat Aliyah.
13. Perbandingan Agama, untuk tingkat Aliyah.
14. Kumpulan Do’a, untuk tingkat Aliyah.
15. Do’a-do’a Rasulullah, untuk tingkat tsanawiyah.
16. Marilah ke Al-Qur’an, untuk tingkat tsanawiyah/PGA bersama H. Ilyas M. Ali.
17. Moral Pembangunan dalam Alam, untuk tingkat Aliyah.
18. Akhlaq (bahasa Indonesia),. untuk tingkat Aliyah
19. Pelajaran Sembahyang, untuk tingkat Aliyah, mahasiswa/umum.
20. Hukum perkawinan dalam Islam, 4 Madzhab.
21. Soal Jawab HUkum Islam, 4 Madzhab.
22. Ilmu Mustalahul Hadist, bersama H. Mahmud Aziz.
23. Sejarah Islam di Minangkabau, dlaam penyelidikan baru.
24. Kesimpulan isi al-Quran, untuk Muballigh-Muballigh / umum.
25. Allah dan Makhluq-Nya, Ilmu Tauhid menurut Al-Quran.
26. Pengetahuan Umum Ilmu Mendidik, bersama St. M. Said.
27. Pkok-pokok Pendidikan/Pengajaran, Fak. Tarbiyah / PGAA.
28. Metodik Khusus Pendidikan Agama, Fak. Tarbiyah / PGAA
29. Metodik Khusu bahasa Arab, Fak. Tarbiyah / PGAA
30. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia.
31. Sejarah PEndidikan Islam (umum).
32. Pendidikan-Pendidikan Umum di Negara-negara Islam/Pendidikan Barat.
33. Ilmu Jiwa kanak-kanak, kuliyah untuk kursus-kursus.
34. Pedoman Dakwah Islamiyah, kuliyah untuk dakwah.
35. Dasar-dasar Negara Islam.
36. Manasik haji, untuk orang dewasa.
37. Juz Amma dan terjemahnya.
C. Sistematika Tafsir
Sistematika Tafsir karangan Mahmud Yunus susunannya diawali dengan pendahuluan yang di dalamnay dijabarkan tentang penulisan dan usaha yang ditempuh oleh Mahmud Yunus ketika beliau menterjemahkan dan menerbitkan al-Quran tersebut. Setelah penaduhulan kemudian langsung kepada ayat al-Quran berupa terjemahan dan dibawahnya langsung dijelaskan tafsirnya yang diawali dengan surawt al-fatihah, al-Baqoroh hingga pada akhir surawt an-Naas (30 Juz)untuk dapat membuka mengetehui isi al-Quran ini dengan mudah, kita dapat membuka dan melihat pada halaman belakang yaitu Daftar Surat dan isi Tafsir al-Quran Karim disini ditulis surat dan beberapa tema yang biasa di kaji beserta nomor urut halaman, sebelum mengerjakan pekerjaan yang beik diucapkan Bismillah….….I, apabila mendapatkan nikmat diucapkan Alhamdulillah………I, orang-orang yang dimurkai dan orang – orang yang sesat………2, kemudian yang ketiganya terdapat dalam surat al-Baqoroh, seperti orang-orang yang bertaqwadan sifat-sifatnya………..3, dan seterusnya.
Kemudian seterusnya dihalaman belakang kitab terdapat daftar isi surat-surat al-Quran beserta nomor halaman yang memudahkan pembaca dalam pencarian surat seperti surat al-A’raf……..2-8. Surat Al-A’la---898……dan seterusnya.
Setelah daftar isi dan surat-surat kemudian juga terdapatdaftar isi juz-juz al-Quran yang tujuannya memudahkan pembaca dalam pencarian sebuah ayat al-Quran seperti juz ke-1…..I, Juz ke-2……29, dan seterusnya.
Tafsir al-Quran ini dibelakangi juga terdapat beberapa kesimpulan isi al-Quran, yang berhubungan dengan keimanan, hokum-hukum, petunjuk atau pengajaran, akhlaq, ekonomi, dan ilmu pengetahuan. Disamping itu kitab tafsir ini terdapat daftar kesimpulan isi al-Quran.
D. Sistematika Penafsiran
Dalam tafsir Mahmud Yunus ini telah dijelaskan sebelumnhy bahwa didalamnya dibelakangi kitab terdapat kesimpulan isi al-Quran, ini tidak dapat di muat diawal kitab, karena berhubung tafsir al-Quran in berubah halamanny adari cetakan yang lama ke percetakan yang beru dan karangan ini.
Kitab ini terdiri dari dua jilid yaitu pertama satu jilid tamat dari juz 1 sampai dengan 30, kedua , tiga jilid, pertama dari juz 1 sampai dengan 10 n, jilid kedua dari juz 11 sampai dengan 20, jilid ketiga dari juz 21 sampai dengan 30.
Tafsir al-Quran in sistematika penafsirannya sama seperti isi al-Quran dan terjamahan disamping kanan ayat (setiap ayat) kemudian terjemahannya dibawahnya terdapat penafsiran.
Sistematika penafsiran Mahmud Yunus menafsirkan seluruh ayat sesuai susunannya dalam mushaf al-Quran ayat demi ayat, surat demi surat, dimulai dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surah an-Naas. Maka secara sitematika penafsiran tafsir ini menempuh tartib Mushaf.
E. Sumber-sumber Tafsir al-Quran Mahmud Yunus
Setelah mempelajari:
1. Tafsir at-Thabaryjuz 1 hal 42
2. Ibnu Katsir juz 1 hal 3
3. Al-Qasimy juz 1 hal 7
4. Fajrul Islam juz 1 hal 199
5. Zhurul Islam juz 2 hal 40-43 dan juz 3 hal 37
Dapatlah diambil kesimpulan bahwa sumber-sumber tafsir itu tujuh:
a). tafsir al-Quran dengan al-Quran, karena ayat-ayat itu tafsir-menafsirkan dan jelas-menjelaskan antara satu dengan yang lain.
b). Yafsir dengan hadist yang shahih, seperti hadist Bukahri dan Muslim. Sekali-kali tidak boleh dengan hadist yagn Maudlu’ dan Dlo’if.
c). Tafsir dengan perkataan sahabat, tapi khusus dengan menerangakan sebab-sebab turunnya sayat, bukan menurut pendapat dan pikirannya.
d). Tafsir dengan perkataan tabi’in, bila mereka ijma’ atas semua tafsir. Hal ini menurut pendapat bahwa ijma’ itu hujjah.
e). Tafsir dengan umum bahasa arab bagi Ahli Ilmu Lughah.
f). Tafsir dengan Ijtihad bagi Mujtahid.
g). Tafsir dengan tafsir Aqli bagi Mu’tazilah. Selain dari pada itu ada lagi tafsir Akil menurut Syi’ah dan tafsir Shufi bagi ahli Tasawwuf.
F. Metode dan Corak Tafsir
Tafsir al-Quran Karim Mahmud Yunus ini menunjuk pada metode tahlili, suatu metode tafsir yagn bermaksud menjelaskan kandungan ayat-ayat al-Quran dan seluruh aspeknya.
dalam tafsir Mahmud Yunus, aspek kosa kata dan penjelasan arti global tidak selalu dijelaskan. Kedua aspek tersebut dijelskan ketika dianggap perlu atau kadang pula suatu ayat, suatu lafadz dijelaskan arti kosakata-katanya, sedangakan lafadz yang lain dijelaskan arti kosa katanya, sedengkan lafadz yang lain dijelaskan arti globalnya karena mengadung suatu istilah, bahkan dijelaskan secara terperinci dengan memperlihatkan penggunaan istilah itu pada ayat-ayat yang lain.
G. Keistimewaan Tafsir al-Quran Karim Mahmud Yunus
Adapun keistimewaannya adalah:
? Terjemahan al-Quran disusun baru, sesuai dengan perkembangan bahasa Indonesia, serta mudah difahami oleh pembaca. Bahkan mahasiswa-mahasiswa dapat memperluas bahasa arabnya.
? Teks al-Quran terjemahannya disusun sejajar dan setentang. Dengan demikian mudah mengetahui nomor-nomor ayat al-Quran dalam teks bahasa arab dan terjemahanny adalam bahasa Indonesia.
? Keterangan-keterangan ayat ditaruh dan diletakkan didalam ayat yang bersangkutan, sehingga mudah mempelajarinya tanpa memeriksa ke halaman-halaman yagn lain, seperti cetakan yang lama.
? Keterangan-keterangan ayat ditambah dan diperluas, setengahnya berupa masalah-masalah ilmiyah yang harus dipelajari oleh mahasiswa-mahasiswa.
H. Kesimpulan
Tafsir al-Quran Mahmud Yunus ini mudah untuk dipelajari dan dipahami kaerna di dalamnya sudah kategori-kategori membuka kitab tafsir tersebut dan didalamnya juga terdapat beberapa kesimpulan yang memudahkan kita untuk mengetahui isi kandungan tafsir tersebut secara garis besar kesimpulan isi al-Quran.
Inilah kesimpulan isi al-Quran yang berhubungan dengan keimanan, hokum-hukum, petunjuk/pelajaran, akhlaq, ekonomi dan ilmu pengetahuan, diterangkan dengan ijmal (kesimpulan) saja.
Sebenarnya kaum Muslimin memuliakan dan menjunjung tinggi al-Qran . tapi jika mereka ditanya apa isi quran itu? Mereka tidak bias menjawab apa-apa. Sekarang dengan keluarnya “kesimpulan isi al-Quran “ ini, tentu mereka dapat menjawabnya. Saudara-saudara yang tidak sanggup membaca al-Quran dari awal sampai tamat, sekurang-kurangnya hendanyalah dibacanya” kesimpulan isi al-Quran” ini.
Apabila orang-oarang islam menurut sebagaimana yang termaktub didalamnya itu, niscaya mereka akan mendapat kemajuan dan keselamatan dari dunia sampai akherat. Oleh sebab itu hendaknya tiap-tiap kita bersungguh-sungguh mengikutinya sekedar tenaga, serta mengajak teman sejawat, supaya bersama-sama ke jurusan itu.
Sesunggunhnya mengeluarkan hukum-hukum atau ilmu pengetahuan dan yang lain-lain dari dalam al-Quran tak ubahnya seperti mengeluarkan mutiara dari dalam lautan. Jika orang yang mengeluarkan mutiara itu hanya memekai perkakas lama dan serba kurang, tentu ia dapat mengeluarkan sedikit saja. Tetapi apabila ia mempunyai perkakas yang modern serta sempurna, tentu ia menghasilkan mutiara yang amat banyak. Tetapi meskipun begitu, mutiara yang dalam lautan itu tidak juga akan habisn-habisnya. Maka bagitulah juga dalam mengeluarkan hukum-hukum dan ilmu pengetahuan dari dalam Quran itu. Meskipun sekarang telah kita usahakan mengeluarkan apa-apa yagn tersebut dalam kitab ini., tetapi janganlah kita sangka, bahwa mutiara yang ada dalam al-Quran itu telah habis, bahkan masih banyak lagi yang tersembunyi di sana sini. Jika selalu kita membaca al-Quran dan memperhatikan isinya, niscaya akan terbuka juga bagi kita rahasia-rahasianya yang lain. Oleh sebab itu hendaklah tiap-tiap orang islam membiasakan membaca al-Quran, meskipun beberapa ayat di tiap-tiap hari, supaya bertambah kaimanan kita kepada Allah swt. dan supaya bersih hati kita kita dari pada sifat yang tidak baik.
Contoh Tafsir Mahmud Yunus dalam surat An-Nisa’ ayat 9:
Artinya: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.
Keterangan ayat 9: “ dalam ayat ini Allah menganjurkan kepada orang tua agar memikirkan akibat anak-anaknya yang masih lemah (kecil), bila ia meninggal dunia. Sebab itu hendaklah ia bertakwa dan berusaha meninggalkan harta pusaka untuk mereka. Janganlah mewasiatkan hartanya untuk fakir miskin dan amalan sosial lebih dari mestinya, supaya tidak terlantar kehidupan anak-anaknya yang masih kecil itu.
Menurut islam, berwasiat itu hukumnya sunnah, sedang mendidik anak-anak hukumnya wajib. Yang wajib harus didahulukan daripada yang sunnah. Demikian hukum islam.
Referensi:
=> Mahmud Yunus, Tafsir al-Quran Mahmud Yunus.
=> Abdul Ghofur, Faham Tauhid Nabi Ibrahim Menurut Ibnu Katsir, Studi Analisis Surah Al-‘An’am Ayat 74-79.
=> Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Ensiklopedi Islam
--------------------
Tafsir Al-Qur'an Al-Karim Mahmud YunusTafsir Al-Qur'an Al-Karim Mahmud YunusTafsir Al-Qur'an Al-Karim Mahmud YunusTafsir Al-Qur'an Al-Karim Mahmud YunusTafsir Al-Qur'an Al-Karim Mahmud YunusTafsir Al-Qur'an Al-Karim Mahmud YunusTafsir Al-Qur'an Al-Karim Mahmud YunusTafsir Al-Qur'an Al-Karim Mahmud YunusTafsir Al-Qur'an Al-Karim Mahmud YunusTafsir Al-Qur'an Al-Karim Mahmud YunusTafsir Al-Qur'an Al-Karim Mahmud YunusTafsir Al-Qur'an Al-Karim Mahmud YunusTafsir Al-Qur'an Al-Karim Mahmud Yunus
Tafsir Al-Qur'an Al-Karim Mahmud YunusTafsir Al-Qur'an Al-Karim Mahmud YunusTafsir Al-Qur'an Al-Karim Mahmud YunusTafsir Al-Qur'an Al-Karim Mahmud YunusTafsir Al-Qur'an Al-Karim Mahmud YunusTafsir Al-Qur'an Al-Karim Mahmud YunusTafsir Al-Qur'an Al-Karim Mahmud Yunus
Pendidikan Mahmud Yunus belajar dari al-Quran dan bahasa Arab yang ia tempuh semenjak berusia tujuh tahun di Surau kakeknya M.Tahir. di samping itu ia juga memasuki sekolah rakyat, tetapi hanya sampai kelas tiga saja.
Dari surau kakeknya ini, Mahmud Yunus pindah ke Madrasah yang diasuh oleh Syeikh H. Muhammad Thaib di Surau Tanjung Pauh. Berkat ketekunannya dalam waktu empat tahun, Mahmud Yunus telah sanggup mengajarkan kitab-kitab Mahalli, al-Fiyah dan Jam’ul Jawami’.
Minatnya terhadap studi al-Quran serta bahsa arab telah menimbulakan hasarta besar dalam diri Mahmud Yunus untuk menulis tafsir al-Quran yang kemudian menjadi karya monumentalnya sendiri yagn tetap populer sampai saat ini. Penulisan tafsir ini dimulai pada November 1922 yang dilakukan secara berangsur-angsur juz demi juz sampai dengan selesai juz ke-tiga puluh. Perlu di garis bawahi disini bahwa upaya penulisan Mahmud Yunus ketika itu, disaat masih suburnya pandangan yang mengatakan bahwa haram menterjemahkan al-Quran, merupakan tindakan yang cukup berani.
Profesi sebagai guru semenjak masih menjadi pelajar di Surau Tanjung Pauh sudah ia geluti. Kemampuan menjadi guru tersebut lebih menonjol manakala ia kembali dari Mesir . secara terus menerus Mahmud Yunus mengajar dan memimpin berbgai sekolah, yakni pada al-Jami’ah al-Islamiyah Batusangkar (1931-1932), Kuliyah Mu’alimin Islamiyah Noramal Islam Padang (1932-1946), Akademi Pramong Praja di Bukit Tinggi (1948-1949), Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA) jkarta (1957-1980), menjadi Dekan dan Guru Besar pada fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta (1960-1963), Rektor IAIN Imam Bonjol Padang (1966-1071). Atas jasa-jasanya dibidang pendidikan ini, pada 15 Oktober 1977, IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta menganugerahi Mahmud Yunus Doctor Honoris Causa dalam Ilmu Tarbiyah.
Banyak karya tulis yang telah di hasilkan Mahmud Yunus dalam berbgai bidang Ilmu Agama Islam, terutama pendidikan Islam di samping bidang-bidang lain seperti bahasa, sejarah, tauhid akidah, hokum, dan peribadatan, tafsir, hadist, perbandingan agama, yang ia tulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Arab. Pandangan terpenting tentang metode mengajar adalah “Metode itu lebih penting daripada pengajaran”. Akhirnya pada 18 Januari 1983, dalam Usia 83 Mahmud Yunus berpulang ke Rohmatullah di kediamannya, kelurahan Kebon Kosong, Kemayoran Jakarta Pusat. Sehari kemudian ia dimakamkan di pemakaman IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Adapun karya-karya Mahmud Yunus antara lain:1. Tafsir al-Quran tamat 30 juz, tahun 1938.
2. Terjemahan Tafsir al-Quran tanpa tafsir, untuk memudahkan membaca al-Quran.
3. Marilah sembahyang, Pelajaran Sholat untuk-untuk anak0anak SD, 4 jilid.
4. Puasa dan Zakat untuk anak-anak SD.
5. Haji ke Mekkah, cara mengerjakan haji, untuk anak-anak SD.
6. Keimanan dan Akhlaq, untuk anak-anak SD, 4 jilid.
7. Beberapa kisah pendek, untuk anak-anak SD.
8. Riwayat Rasul dua puluh lima, bersama Rasyidin/Zubir Usman.
9. Lagu-lagu baru/Not angka-angka, bersama Kasim St. M. Syah.
10. Beriman dan Berbudi Perkerti, untuk anak-anak SD.
11. Pemimpin Pelajaran Agama, 3 jilid, untuk murid-murid SMP.
12 Hukum Warisan dalam Islam. untuk tingkat Aliyah.
13. Perbandingan Agama, untuk tingkat Aliyah.
14. Kumpulan Do’a, untuk tingkat Aliyah.
15. Do’a-do’a Rasulullah, untuk tingkat tsanawiyah.
16. Marilah ke Al-Qur’an, untuk tingkat tsanawiyah/PGA bersama H. Ilyas M. Ali.
17. Moral Pembangunan dalam Alam, untuk tingkat Aliyah.
18. Akhlaq (bahasa Indonesia),. untuk tingkat Aliyah
19. Pelajaran Sembahyang, untuk tingkat Aliyah, mahasiswa/umum.
20. Hukum perkawinan dalam Islam, 4 Madzhab.
21. Soal Jawab HUkum Islam, 4 Madzhab.
22. Ilmu Mustalahul Hadist, bersama H. Mahmud Aziz.
23. Sejarah Islam di Minangkabau, dlaam penyelidikan baru.
24. Kesimpulan isi al-Quran, untuk Muballigh-Muballigh / umum.
25. Allah dan Makhluq-Nya, Ilmu Tauhid menurut Al-Quran.
26. Pengetahuan Umum Ilmu Mendidik, bersama St. M. Said.
27. Pkok-pokok Pendidikan/Pengajaran, Fak. Tarbiyah / PGAA.
28. Metodik Khusus Pendidikan Agama, Fak. Tarbiyah / PGAA
29. Metodik Khusu bahasa Arab, Fak. Tarbiyah / PGAA
30. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia.
31. Sejarah PEndidikan Islam (umum).
32. Pendidikan-Pendidikan Umum di Negara-negara Islam/Pendidikan Barat.
33. Ilmu Jiwa kanak-kanak, kuliyah untuk kursus-kursus.
34. Pedoman Dakwah Islamiyah, kuliyah untuk dakwah.
35. Dasar-dasar Negara Islam.
36. Manasik haji, untuk orang dewasa.
37. Juz Amma dan terjemahnya.
C. Sistematika Tafsir
Sistematika Tafsir karangan Mahmud Yunus susunannya diawali dengan pendahuluan yang di dalamnay dijabarkan tentang penulisan dan usaha yang ditempuh oleh Mahmud Yunus ketika beliau menterjemahkan dan menerbitkan al-Quran tersebut. Setelah penaduhulan kemudian langsung kepada ayat al-Quran berupa terjemahan dan dibawahnya langsung dijelaskan tafsirnya yang diawali dengan surawt al-fatihah, al-Baqoroh hingga pada akhir surawt an-Naas (30 Juz)untuk dapat membuka mengetehui isi al-Quran ini dengan mudah, kita dapat membuka dan melihat pada halaman belakang yaitu Daftar Surat dan isi Tafsir al-Quran Karim disini ditulis surat dan beberapa tema yang biasa di kaji beserta nomor urut halaman, sebelum mengerjakan pekerjaan yang beik diucapkan Bismillah….….I, apabila mendapatkan nikmat diucapkan Alhamdulillah………I, orang-orang yang dimurkai dan orang – orang yang sesat………2, kemudian yang ketiganya terdapat dalam surat al-Baqoroh, seperti orang-orang yang bertaqwadan sifat-sifatnya………..3, dan seterusnya.
Kemudian seterusnya dihalaman belakang kitab terdapat daftar isi surat-surat al-Quran beserta nomor halaman yang memudahkan pembaca dalam pencarian surat seperti surat al-A’raf……..2-8. Surat Al-A’la---898……dan seterusnya.
Setelah daftar isi dan surat-surat kemudian juga terdapatdaftar isi juz-juz al-Quran yang tujuannya memudahkan pembaca dalam pencarian sebuah ayat al-Quran seperti juz ke-1…..I, Juz ke-2……29, dan seterusnya.
Tafsir al-Quran ini dibelakangi juga terdapat beberapa kesimpulan isi al-Quran, yang berhubungan dengan keimanan, hokum-hukum, petunjuk atau pengajaran, akhlaq, ekonomi, dan ilmu pengetahuan. Disamping itu kitab tafsir ini terdapat daftar kesimpulan isi al-Quran.
D. Sistematika Penafsiran
Dalam tafsir Mahmud Yunus ini telah dijelaskan sebelumnhy bahwa didalamnya dibelakangi kitab terdapat kesimpulan isi al-Quran, ini tidak dapat di muat diawal kitab, karena berhubung tafsir al-Quran in berubah halamanny adari cetakan yang lama ke percetakan yang beru dan karangan ini.
Kitab ini terdiri dari dua jilid yaitu pertama satu jilid tamat dari juz 1 sampai dengan 30, kedua , tiga jilid, pertama dari juz 1 sampai dengan 10 n, jilid kedua dari juz 11 sampai dengan 20, jilid ketiga dari juz 21 sampai dengan 30.
Tafsir al-Quran in sistematika penafsirannya sama seperti isi al-Quran dan terjamahan disamping kanan ayat (setiap ayat) kemudian terjemahannya dibawahnya terdapat penafsiran.
Sistematika penafsiran Mahmud Yunus menafsirkan seluruh ayat sesuai susunannya dalam mushaf al-Quran ayat demi ayat, surat demi surat, dimulai dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surah an-Naas. Maka secara sitematika penafsiran tafsir ini menempuh tartib Mushaf.
E. Sumber-sumber Tafsir al-Quran Mahmud Yunus
Setelah mempelajari:
1. Tafsir at-Thabaryjuz 1 hal 42
2. Ibnu Katsir juz 1 hal 3
3. Al-Qasimy juz 1 hal 7
4. Fajrul Islam juz 1 hal 199
5. Zhurul Islam juz 2 hal 40-43 dan juz 3 hal 37
Dapatlah diambil kesimpulan bahwa sumber-sumber tafsir itu tujuh:
a). tafsir al-Quran dengan al-Quran, karena ayat-ayat itu tafsir-menafsirkan dan jelas-menjelaskan antara satu dengan yang lain.
b). Yafsir dengan hadist yang shahih, seperti hadist Bukahri dan Muslim. Sekali-kali tidak boleh dengan hadist yagn Maudlu’ dan Dlo’if.
c). Tafsir dengan perkataan sahabat, tapi khusus dengan menerangakan sebab-sebab turunnya sayat, bukan menurut pendapat dan pikirannya.
d). Tafsir dengan perkataan tabi’in, bila mereka ijma’ atas semua tafsir. Hal ini menurut pendapat bahwa ijma’ itu hujjah.
e). Tafsir dengan umum bahasa arab bagi Ahli Ilmu Lughah.
f). Tafsir dengan Ijtihad bagi Mujtahid.
g). Tafsir dengan tafsir Aqli bagi Mu’tazilah. Selain dari pada itu ada lagi tafsir Akil menurut Syi’ah dan tafsir Shufi bagi ahli Tasawwuf.
F. Metode dan Corak Tafsir
Tafsir al-Quran Karim Mahmud Yunus ini menunjuk pada metode tahlili, suatu metode tafsir yagn bermaksud menjelaskan kandungan ayat-ayat al-Quran dan seluruh aspeknya.
dalam tafsir Mahmud Yunus, aspek kosa kata dan penjelasan arti global tidak selalu dijelaskan. Kedua aspek tersebut dijelskan ketika dianggap perlu atau kadang pula suatu ayat, suatu lafadz dijelaskan arti kosakata-katanya, sedangakan lafadz yang lain dijelaskan arti kosa katanya, sedengkan lafadz yang lain dijelaskan arti globalnya karena mengadung suatu istilah, bahkan dijelaskan secara terperinci dengan memperlihatkan penggunaan istilah itu pada ayat-ayat yang lain.
G. Keistimewaan Tafsir al-Quran Karim Mahmud Yunus
Adapun keistimewaannya adalah:
? Terjemahan al-Quran disusun baru, sesuai dengan perkembangan bahasa Indonesia, serta mudah difahami oleh pembaca. Bahkan mahasiswa-mahasiswa dapat memperluas bahasa arabnya.
? Teks al-Quran terjemahannya disusun sejajar dan setentang. Dengan demikian mudah mengetahui nomor-nomor ayat al-Quran dalam teks bahasa arab dan terjemahanny adalam bahasa Indonesia.
? Keterangan-keterangan ayat ditaruh dan diletakkan didalam ayat yang bersangkutan, sehingga mudah mempelajarinya tanpa memeriksa ke halaman-halaman yagn lain, seperti cetakan yang lama.
? Keterangan-keterangan ayat ditambah dan diperluas, setengahnya berupa masalah-masalah ilmiyah yang harus dipelajari oleh mahasiswa-mahasiswa.
H. Kesimpulan
Tafsir al-Quran Mahmud Yunus ini mudah untuk dipelajari dan dipahami kaerna di dalamnya sudah kategori-kategori membuka kitab tafsir tersebut dan didalamnya juga terdapat beberapa kesimpulan yang memudahkan kita untuk mengetahui isi kandungan tafsir tersebut secara garis besar kesimpulan isi al-Quran.
Inilah kesimpulan isi al-Quran yang berhubungan dengan keimanan, hokum-hukum, petunjuk/pelajaran, akhlaq, ekonomi dan ilmu pengetahuan, diterangkan dengan ijmal (kesimpulan) saja.
Sebenarnya kaum Muslimin memuliakan dan menjunjung tinggi al-Qran . tapi jika mereka ditanya apa isi quran itu? Mereka tidak bias menjawab apa-apa. Sekarang dengan keluarnya “kesimpulan isi al-Quran “ ini, tentu mereka dapat menjawabnya. Saudara-saudara yang tidak sanggup membaca al-Quran dari awal sampai tamat, sekurang-kurangnya hendanyalah dibacanya” kesimpulan isi al-Quran” ini.
Apabila orang-oarang islam menurut sebagaimana yang termaktub didalamnya itu, niscaya mereka akan mendapat kemajuan dan keselamatan dari dunia sampai akherat. Oleh sebab itu hendaknya tiap-tiap kita bersungguh-sungguh mengikutinya sekedar tenaga, serta mengajak teman sejawat, supaya bersama-sama ke jurusan itu.
Sesunggunhnya mengeluarkan hukum-hukum atau ilmu pengetahuan dan yang lain-lain dari dalam al-Quran tak ubahnya seperti mengeluarkan mutiara dari dalam lautan. Jika orang yang mengeluarkan mutiara itu hanya memekai perkakas lama dan serba kurang, tentu ia dapat mengeluarkan sedikit saja. Tetapi apabila ia mempunyai perkakas yang modern serta sempurna, tentu ia menghasilkan mutiara yang amat banyak. Tetapi meskipun begitu, mutiara yang dalam lautan itu tidak juga akan habisn-habisnya. Maka bagitulah juga dalam mengeluarkan hukum-hukum dan ilmu pengetahuan dari dalam Quran itu. Meskipun sekarang telah kita usahakan mengeluarkan apa-apa yagn tersebut dalam kitab ini., tetapi janganlah kita sangka, bahwa mutiara yang ada dalam al-Quran itu telah habis, bahkan masih banyak lagi yang tersembunyi di sana sini. Jika selalu kita membaca al-Quran dan memperhatikan isinya, niscaya akan terbuka juga bagi kita rahasia-rahasianya yang lain. Oleh sebab itu hendaklah tiap-tiap orang islam membiasakan membaca al-Quran, meskipun beberapa ayat di tiap-tiap hari, supaya bertambah kaimanan kita kepada Allah swt. dan supaya bersih hati kita kita dari pada sifat yang tidak baik.
Contoh Tafsir Mahmud Yunus dalam surat An-Nisa’ ayat 9:
Artinya: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.
Keterangan ayat 9: “ dalam ayat ini Allah menganjurkan kepada orang tua agar memikirkan akibat anak-anaknya yang masih lemah (kecil), bila ia meninggal dunia. Sebab itu hendaklah ia bertakwa dan berusaha meninggalkan harta pusaka untuk mereka. Janganlah mewasiatkan hartanya untuk fakir miskin dan amalan sosial lebih dari mestinya, supaya tidak terlantar kehidupan anak-anaknya yang masih kecil itu.
Menurut islam, berwasiat itu hukumnya sunnah, sedang mendidik anak-anak hukumnya wajib. Yang wajib harus didahulukan daripada yang sunnah. Demikian hukum islam.
Referensi:
=> Mahmud Yunus, Tafsir al-Quran Mahmud Yunus.
=> Abdul Ghofur, Faham Tauhid Nabi Ibrahim Menurut Ibnu Katsir, Studi Analisis Surah Al-‘An’am Ayat 74-79.
=> Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Ensiklopedi Islam
--------------------
Tafsir Al-Qur'an Al-Karim Mahmud YunusTafsir Al-Qur'an Al-Karim Mahmud YunusTafsir Al-Qur'an Al-Karim Mahmud YunusTafsir Al-Qur'an Al-Karim Mahmud YunusTafsir Al-Qur'an Al-Karim Mahmud YunusTafsir Al-Qur'an Al-Karim Mahmud YunusTafsir Al-Qur'an Al-Karim Mahmud YunusTafsir Al-Qur'an Al-Karim Mahmud YunusTafsir Al-Qur'an Al-Karim Mahmud YunusTafsir Al-Qur'an Al-Karim Mahmud YunusTafsir Al-Qur'an Al-Karim Mahmud YunusTafsir Al-Qur'an Al-Karim Mahmud YunusTafsir Al-Qur'an Al-Karim Mahmud Yunus
Tafsir Al-Qur'an Al-Karim Mahmud YunusTafsir Al-Qur'an Al-Karim Mahmud YunusTafsir Al-Qur'an Al-Karim Mahmud YunusTafsir Al-Qur'an Al-Karim Mahmud YunusTafsir Al-Qur'an Al-Karim Mahmud YunusTafsir Al-Qur'an Al-Karim Mahmud YunusTafsir Al-Qur'an Al-Karim Mahmud Yunus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar