Tampilkan postingan dengan label ILMU. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ILMU. Tampilkan semua postingan

Kamis, 23 Oktober 2008

MAKALAH ILMU JURNALISTIK; KEBEBASAN PERS

ILMU JURNALISTIK: KEBEBASAN PERS
Transformasi Indonesia kedalam suatu system bernegara yang lebih demokratis, telah banyak membuahkan perubahan-perubahan yang signifikan dalam kehidupan rakyat Indonesia. Adapun perubahan-perubahan itu bukan berarti tanpa pergesekan antara nilai-nilai lama dan nilai-nilai baru, yang kadang tereskalasi menjadi suatu masalah sosial dan hukum. akan tetapi bagaimanpun juga halangan dan masalah yang terjadi dalam proses perubahan biarlah tetap menjadi bagian dalam suatu proses alamiah perjalanan suatu system bernegara menuju kearah yang lebih baik.

Kebebasan pers tidak terelakan lagi menjadi suatu unsur penting dalam pembentukan system bernegara yang demokratis, terbuka dan transparan. Pers sebagai media informasi merupakan pilar keempat demokrasi yang berjalan seiring dengan penegakan hukum, untuk terciptanya keseimbangan dalam suatu negara. Oleh karena itu sudah seharusnya jika pers sebagai media informasi dan juga seiring menjadi media koreksi di jamin kebebasan ya dalam menjalankan profesi kewartawananya.hal ini penting untuk menjaga obyektifitas dan transparansi dunia pers, sehingga pemberitaan dapat di tuangkan sebenar-benarnya tanpa ada rasa takut atau di bawah ancaman.

Namun demikian, perlu di sadari bahwa insan pers tetaplah warga negara biasa yang tunduk terhadap hukum yang berlaku di Indonesia. Dalam hal ini asas persamaan dalam hukum yang berlaku di Indonesia equality before the law tetap berlaku terhadap semua semua warga negara Indonesia termasuk para wartawan, yang notabene adalah insan pers. Dengan demikian para insan pers di Indonesia tidak dapat di kecualikan atau memiliki kekebalan sebagai subyek dari hukum pidana dan harus tetap tunduk terhadap kitab undang-undang hukum pidana yang berlaku di Indonesia.

Akan tetapi hal tersebut bukan berarti kebebasan pers telah di kekang oleh undang-undang. Justru, konsep berfikir yang harus di kembangkan adalah perangkat undang-undang tersebut di buat dan di berlakukan untuk tujuan pers yang seimbang, transparan dan profesional.

------------------------

ILMU JURNALISTIK: KEBEBASAN PERS  ILMU JURNALISTIK: KEBEBASAN PERS ILMU JURNALISTIK: KEBEBASAN PERS ILMU JURNALISTIK: KEBEBASAN PERS ILMU JURNALISTIK: KEBEBASAN PERS ILMU JURNALISTIK: KEBEBASAN PERS ILMU JURNALISTIK: KEBEBASAN PERS ILMU JURNALISTIK: KEBEBASAN PERS ILMU JURNALISTIK: KEBEBASAN PERS ILMU JURNALISTIK: KEBEBASAN PERS ILMU JURNALISTIK: KEBEBASAN PERS

Filsafat Dakwah (Makalah Ilmu Dakwah)

Filsafat Dakwah (Makalah Ilmu Dakwah)
Pendahuluan

Ketika berbicara tentang filsafat dakwah maka akan muncul beberapa pertanyaan antara lain, apakah dakwah itu? Apakah tujuan dakwah itu? Apakah dakwah diperlukan bagi manusia? Apa akibatnya kalau dakwah itu tidak ada? Apakah hakikat tujuan dakwah, dan seterusnya.

Pertanyaan-pertanyaan itu semua berpangkal pada problem ontologism, yaitu apa yang hendak diketahui atau esensi yang hendak dikaji. Dakwah juga merupakan sebuah realitas. Sebagai realitas, dakwah dapat dikaji dari sudut pandang psikologis, historis, sosiologis, politis, antropologis dan lain-lain.

Filsafat Dakwah

Sebelum membicarakan filsafat dakwah kiranya perlu di ulang kembali apa yang dimaksud dengan filsafat. Filsafat berasal dari bahasa Arab falsafah. Kata falsafah ini diserap dari bahasa Yunani phylo yang berarti cinta atau suka dan Sophia yang berarti hikmat, dengan demikian phylosophia berarti “suka akan hikmat” atau kebijaksanaan. Dalam perkembangannya filsafat berarti ilmu pengetahuan yang berusaha mempelajari segala sesuatu secara kritis yang mendalam. Filsafat mempelajari sesuatu objek kajian yang sedalam-dalamnya sampai keakar-akarnya, bahkan sampai menemukan hakikat sesuatu.

Filsafat dakwah adalah filsafat yang berhubungan dengan hal-hal yang berkaitan dengan dakwah sebagai relasi dan aktualisasi imani manusia dengan agama Islam, Allah dan alam. Filsafat dakwah juga berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari secara kritis dan mendalam tentang dakwah dan respon terhadap dakwah yang dilakukan oleh para dai atau mubaligh, sehingga orang yang didakwahi dapat menjadi manusia-manusia yang baik dalam arti beriman, berakhlak mulia seperti yang diajarkan oleh islam dan pada gilirannya dapat melakukan kerja pembangunan (islah), membangun kehidupan yang damai, harmonis dan sejahtera dalam rangka mewujudkan kerahmatan Allah di dunia.

Dengan demikian filsafat dakwah akan mempelajari secara kritis dan mendalam mengapa ajaran dan nilai-nilai Islam perlu dikomunikasikan, disosialisasikan, dididikan dan diamalkan.

Jadi kerja filsafat dakwah adalah mengumpulkan pengetahuan tentang dakwah sebanyak-banyaknya, kemudian dianalisis, dibandingkan, dikritisi untuk menemukan hakekat dakwah tersebut. Dengan kata lain dengan mengumpulkan pengetahuan tentang dakwah itu, diharapkan dapat memberikan jawaban secara tepat tentang apa, mengapa, dan bagaimana dakwah tersebut.

Filsafat dakwah juga akan mempelajari mengapa jiwa manusia perlu dibersihkan dari pengaruh hawa nafsu yang buruk, mengapa pikiran manusia perlu dibebaskan dari hal-hal yang irrasional, mengapa kemanusiaan perlu ditumbuh-kembangkan?

Obyek formal filsafat dakwah adalah mempelajari bagaimana hakikat dakwah. Apa hubungannya antara dakwah dengan makna rahmatan lil ‘alamin, dengan fungsi kekhalifahan, dengan kemanusiaan, dengan larangan syirik, menumpuk harta kekayaan, riba dan melakukan amal kebajikan lainnya.

Walaupun pada mulanya dakwah berarti mengajak, tapi secara praktis (sosiologis dan historis), dakwah pada zaman Nabi saw ternyata dakwah bukan hanya sekedar menyeru dan mengajak. Lebih dari itu, dakwah juga melakukan upaya-upaya secara Islami, manusiawi namun efektif dalam rangka membentuk akhlak manusia. Sehingga di jazirah Arab dapat diciptakan kehidupan yang manusiawi, damai-harmonis, serasi dalam lingkungan yang kondusif dan melegakan.

Obyek material filsafat dakwah adalah manusia yang menjadi subyek (da’i) dan obyek (mad’u) dalam proses dakwah, Islam sebagai pesan dakwah dan lingkungan di mana manusia akan mengamalkan dan menerapkan ajaran dan nilai-nilai Islam serta Allah yang menurunkan Islam dam memberikan takdirnya, yang menyebabkan terjadinya perubahan keyakinan, sikap dan tindakan.

Karena dakwah merupakan proses interaktif antara manusia, agama Islam, Allah dan lingkungan, maka ruang lingkup kajian filsafat dakwah sangat luas, yaitu seluas pemahaman dan wilayah aktifitas keimanan, keislaman dan keihsanan manusia dalam lingkungannya.

Tujuan dakwah adalah mempertemukan fitrah manusia dengan agama atau menyadarkan manusia supaya mengakui kebenaran Islam dan mau mengamalkan ajaran Islam sehingga menjadi orang baik. Menjadikan orang baik berarti menyelamatkan orang itu dari kesesatan, dari kebodohan, dari kemiskinan dan dari keterbelakangan. Oleh karena itu sebenarnya dakwah bukan berarti kegiatan mencari atau menambah pengikut, tapi kegiatan yang mempertemukan fitrah manusia dengan isalam atau menyadarkan orang yang didakwahi tentang perlunya bertauhid dan berperilaku baik.

Penutup

Secara ringkas ruang lingkup filsafat dakwah paling tidak meliputi empat hal yang selalu punya kaitan erat. Yaitu:
 Manusia sebagai pelaku (subyek) dakwah dan manusia sebagai penerima (obyek) dakwah.
 Agama Islam sebagai pesan atau materi yang harus disampaikan, diimani serta diwujudkan dalam realitas (diamalkan) di masyarakat.
 Allah yang menciptakan manusia dan alam, sebagai Rab yang memelihara alam dan menurunkan agama Islam serta menentukan terjadinya proses dakwah. Dan
 Lingkungan, yaitu alam (bumi dan sekitarnya) tempat terjadinya proses dakwah.


----------

Daftar Pustaka

1. Yuyun Suriasumantri, Ilmu Dalam Perspektif, (Jakartra: Yayasan Obor Indonesia dan Leknas LIPI, 1982), h. 5-10
2. Muhammad Quthub, Islam Agama Pembebas, penerj. Fungky Kusnaedi Timur, (Yogyakarta, Mitra Pustaka, 2001).

------------

Filsafat Dakwah (Makalah Ilmu Dakwah)Filsafat Dakwah (Makalah Ilmu Dakwah)Filsafat Dakwah (Makalah Ilmu Dakwah)Filsafat Dakwah (Makalah Ilmu Dakwah)Filsafat Dakwah (Makalah Ilmu Dakwah)Filsafat Dakwah (Makalah Ilmu Dakwah)Filsafat Dakwah (Makalah Ilmu Dakwah)Filsafat Dakwah (Makalah Ilmu Dakwah)Filsafat Dakwah (Makalah Ilmu Dakwah)Filsafat Dakwah (Makalah Ilmu Dakwah)Filsafat Dakwah (Makalah Ilmu Dakwah)Filsafat Dakwah (Makalah Ilmu Dakwah)Filsafat Dakwah (Makalah Ilmu Dakwah)Filsafat Dakwah (Makalah Ilmu Dakwah)Filsafat Dakwah (Makalah Ilmu Dakwah)Filsafat Dakwah (Makalah Ilmu Dakwah)Filsafat Dakwah (Makalah Ilmu Dakwah)Filsafat Dakwah (Makalah Ilmu Dakwah)
TEMUKAN MAKALAH/ARTIKEL YANG ANDA CARI DI SINI:
Custom Search

Posting Terkini