PENDAHULUAN
Dalam makalah ini akan membahas sejarah dan pembangunan dimana dalam pembahasan ini hanya untuk mengulas pembangunan secara singkat, sekedar memberi contoh tentang berfikir kritis secara sejarahwan. Untuk mengetahui persoalan yang akan timbul akibat pembangunan, orang dapat belajar dari evolusi sejarah. Kegiatan pembangunan dalam sejarah terdapat empat tahap, yaitu: Perencanaan (planning), Pelaksanaan, Pengawasan (monitoring), dan Penilaian (evaluating).
Dalam makalah ini akan membahas sejarah dan pembangunan dimana dalam pembahasan ini hanya untuk mengulas pembangunan secara singkat, sekedar memberi contoh tentang berfikir kritis secara sejarahwan. Untuk mengetahui persoalan yang akan timbul akibat pembangunan, orang dapat belajar dari evolusi sejarah. Kegiatan pembangunan dalam sejarah terdapat empat tahap, yaitu: Perencanaan (planning), Pelaksanaan, Pengawasan (monitoring), dan Penilaian (evaluating).
Sejarah pembangunan di Indonesia akan di lihat sebagai sebuah perkembangan dengan melakukan pendekatan sejarah oleh sejarawan, yang bertugas memberi pertimbangan, baik melalui sejarah perbandingan, paralelisme sejarah ataupun evolusi.
SEJARAH DAN PEMBANGUNAN
Selama ini orang beranggapan bahwa sejarah memang punya kegunaan pragmatis, diantaranya pendidikan dan pencarian jati diri bangsa, tetapi tidak mempunyai kegunaan praktis, oleh karena itu sejarah tidak dianggap merupakan bagian dari inteligensi bersama.
Kegiatan pembangunan dalam sejarah terdapat empat tahap, yaitu:
a. Perencanaan (planning)
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan (monitoring), dan
d. Penilaian (evaluating)
Setidaknya, sejarah sebagai ilmu akan berguna dalam perencanaan dan penilaian, sedangkan untuk pelaksanaan dan pengawasan, terserah pada “kelincahan” sejarawan.
Mengapa sejarah berguna dalam perencanaan dan penilaian? Ada tiga cara untuk memehami semuanya itu, diantaranya adalah:
a. Sejarah perbandingan (comparative history); membandingkan pembangunan di satu tempat dengan tempat lain.
b. Paralelisme sejarah (historical parallelisme); kesejajaran antara masa lalu dan masa tertentu, dan
c. Evolusi sejarah (historical evolution);
KASUS – KASUS PEMBANGUNAN
Sejarah pembangunan di Indonesia akan dilihat sebagai sebuah perkembangan. Artinya, hari ini harus lebih baik daripada hari kemarin. Tugas sejarawan ialah memberi pertimbangan, baik melelui sejarah perbandingan, paralelisme sejarah, ataupun evolusi. Sejarawan yang bekerja di Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) harus menyadari bahwa tolak ukur pembangunan adalah Pancasila dan UUD 45 serta kerangka acuannya adalah GBHN. Jadi, dalam hal ini sejarawan sama dengan ahli ilmu-ilmu yang lain, adalah bagian dari kecerdasan bersama. Bedanya terletak dalam kemampuan sejarawan untuk membanding ke samping, ke belakang, dan dalam perspektif evolusi, karena itu diharapkan sejarawan dapat berfikir denag pendekatan sejarah.
Pembangunan Ekonomi
Di dalam pembangunan ekonomi pemerintah mempunyai kehendak atau wewenang dalam melakukan perencanaan dan perizinan, baik pemilik pembangunan itu swasta maupun pemerintah itu sendiri. Wewenang itu sendiri diantaranya adalah:
a. Imbauan supaya perusahan menyerahkan sebagian saham kepada karyawan; perusahan yang menerapkan sistem ini ialah sebagian industri pers.
b. Pembangunan Kawasan Timur Indonesia; maksud dari PKTI adalah pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia, bukan hanya wilayah Indonesia bagian Barat saja. seperti yang telah dicanagkan pada PELITA V,dan
c. Inpres Desa Tertinggal; yang di maksud disini adalah suatu usaha untuk meminimalisir adanya kemiskinan dalam masyarakat, (memberikan bantuan-bantuan kepada daerah-daerah tertinggal). IDT sendiri mulai direalisasikan pada PELITA VI.
Pembangunan Pertanian
Di dalam pembangunan pertanian akan di bahas dua isu, yaitu:
a. Ketimpangan harga hasil sektor pertama dengan barang sector kedua dan jasa sektor ketiga, dan
b. Pergeseran dari natural resource ke human resource.
a. Sejarah perbandingan (comparative history); membandingkan pembangunan di satu tempat dengan tempat lain.
b. Paralelisme sejarah (historical parallelisme); kesejajaran antara masa lalu dan masa tertentu, dan
c. Evolusi sejarah (historical evolution);
KASUS – KASUS PEMBANGUNAN
Sejarah pembangunan di Indonesia akan dilihat sebagai sebuah perkembangan. Artinya, hari ini harus lebih baik daripada hari kemarin. Tugas sejarawan ialah memberi pertimbangan, baik melelui sejarah perbandingan, paralelisme sejarah, ataupun evolusi. Sejarawan yang bekerja di Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) harus menyadari bahwa tolak ukur pembangunan adalah Pancasila dan UUD 45 serta kerangka acuannya adalah GBHN. Jadi, dalam hal ini sejarawan sama dengan ahli ilmu-ilmu yang lain, adalah bagian dari kecerdasan bersama. Bedanya terletak dalam kemampuan sejarawan untuk membanding ke samping, ke belakang, dan dalam perspektif evolusi, karena itu diharapkan sejarawan dapat berfikir denag pendekatan sejarah.
Pembangunan Ekonomi
Di dalam pembangunan ekonomi pemerintah mempunyai kehendak atau wewenang dalam melakukan perencanaan dan perizinan, baik pemilik pembangunan itu swasta maupun pemerintah itu sendiri. Wewenang itu sendiri diantaranya adalah:
a. Imbauan supaya perusahan menyerahkan sebagian saham kepada karyawan; perusahan yang menerapkan sistem ini ialah sebagian industri pers.
b. Pembangunan Kawasan Timur Indonesia; maksud dari PKTI adalah pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia, bukan hanya wilayah Indonesia bagian Barat saja. seperti yang telah dicanagkan pada PELITA V,dan
c. Inpres Desa Tertinggal; yang di maksud disini adalah suatu usaha untuk meminimalisir adanya kemiskinan dalam masyarakat, (memberikan bantuan-bantuan kepada daerah-daerah tertinggal). IDT sendiri mulai direalisasikan pada PELITA VI.
Pembangunan Pertanian
Di dalam pembangunan pertanian akan di bahas dua isu, yaitu:
a. Ketimpangan harga hasil sektor pertama dengan barang sector kedua dan jasa sektor ketiga, dan
b. Pergeseran dari natural resource ke human resource.
Sekarang ini sektor pertanianlah yang terpaksa “dikorbankan” untuk menbiayai industri, meskipun semboyan pembangunan mengutamakan pertanian. Dengan kata lain, desa menyubsidi kota. Dalam sejarah Industrialisasi memang terdapat tiga pendekaran. Pertama, USSR dahulu mengutamakan industri. Kedua, RRC yang kemenangan revolusinya berkat bantuan petani di desa-desa, mengutamakan pembangunan pertanian daripada industri. Ketiga, ada keseimbangan antara sektor pertanian dan sektor industri.
Di Indonesia sekarang ini hamper tidak ada peranan politik dari petani. Walhasil, petani “dikorbanka” dengan kompensasi. Selain itu, pertanian juga terpengaruh olehglobalisasi dan liberalisasi. Perpindahan dari natural resource ke human resource menyebabkan produk pertanian Indonesia, misalnya karet,tembakau, kopra dan kelapa sawit harus ditingkatkan mutunya. Peningkatan wajar dari enam ke sembilan tahun diharapkan dapat menaikkan mutu human resource.
Pembangunan Pendidikan
Dalam pembangunan pendidikan ada dua hasil dianyaranya, yaitu:
a. Hasil yang dimaksudkan (intended results); ialah hasil yang langsung, seperti peningkatan kecerdasan danpenyediaan tenaga kerja, dan
b. Hasi yang tidak dimaksudkan (unintended results); ialah hasil yang tidak langsung, misalnya mobilitas vertikal dan integrasi nasional.
Pendidikan umum di Indonesia sudah dimulai oleh pemerintah kolonial, dengan maksud menyediakan tenaga kerja untuk pemerintah, pabrik dan pendidikan. Program ini bersaing dengan pendidikan tradisional. Pemerintah kolonial selalu mengeluarkan angka statistic yang menunjukan kemajuan pendidikan umum dibandingkan dengan penurunah pendidikan pesantren.
Di Indonesia, di masa lalu dan masa kini, pendidikan juga mempunyai efek integrasi nasional. Integrasi nasional melelui pendidikan terjadi, misalnya, lewat nyanyian, ilmu pengetahuan, matematika, bahasa, dan sejarah. Sedangkan tantangan bagi integrasi nasional ialah makin terbaginya Indonesia ke dalam kelas. Meskipun hal itu sudah di antisipasi melalui pelarangan SARA, tetapi adanya kelas yang objektif tidak terhindarkan.
Pembangunan Agama
Sekalipun ada banyak agama di Indonesia, seperti Islam, Protertan, Katolik, Hindu, dan Budha, di simi hanya akan dibicarakan pembangunan Agama Islam. Dinyatakan bahua Indonesia bukan Negara agama, tetapi juga bukan Negara sekuler, berarti bahua agama yang diakui mendapat perhatian yang sama dan masuk dalam jajaran
Depertemen Agama.
Depertemen Agama mempunyai sejarah sendiri. Meskipun pada kerajaan-kerajaan tradisional sudah ada semacam urusan agama, tugas utamanya ialah pengdilan. Sememtara itu, pendidikan agama diserahkan pada masyarakat. Setelah kemerdekaan Republik Indonesia, Depertemen Agama semakin diperluas. Menjadi tugas nasional untuk menunjukan bahwa depertemen itu bukanlah hanya sebuah “jendela pameran”, tetapi mempunyai subtansi yang sungguh-sungguh, sebagai Negara Pancasila.
Depertemen Agama mempunyai sejarah sendiri. Meskipun pada kerajaan-kerajaan tradisional sudah ada semacam urusan agama, tugas utamanya ialah pengdilan. Sememtara itu, pendidikan agama diserahkan pada masyarakat. Setelah kemerdekaan Republik Indonesia, Depertemen Agama semakin diperluas. Menjadi tugas nasional untuk menunjukan bahwa depertemen itu bukanlah hanya sebuah “jendela pameran”, tetapi mempunyai subtansi yang sungguh-sungguh, sebagai Negara Pancasila.
KESIMPULAN
Dikatakan sejarah sebagai suatu ilmu dan berhubunga langsung dengan pembangunan, maka dalam kegiatan pembangunannya sejarah mempunyai empat tahap yaitu, perencanaan (planning), pelaksanaan, pengawasan (monitoring), dan penilaian (evaluating).
Dikatakan sejarah sebagai suatu ilmu dan berhubunga langsung dengan pembangunan, maka dalam kegiatan pembangunannya sejarah mempunyai empat tahap yaitu, perencanaan (planning), pelaksanaan, pengawasan (monitoring), dan penilaian (evaluating).
Selain itu dalam sejarah pembangunan terdapat beberapa kasus pembangunan diantaranya adalah: Pembangunan Ekonomi; di sini pemerintah mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan kebijakan-kebijakan terhadap para pelaku ekonomi. Pembangunan Pertanian; sebagai korban untuk pembangunai industri, pertanian mengusung dua isu yaitu, ketimpangan harga hasil sektor pertama dengan barang sektor kedua dan jasa sektor ketiga dan pergeseran dari natural resource ke human resource. Pembangunan Pendidikan; ada dua hasil yang di usung dalam pembangunan pendidikan yaitu, hasil yang dimaksudkan dan hasil yang tidak dimaksudkan. Pembangunan Agama; di dalam pembangunan agama di Indonesia hanya di bahas pembangunan agama Islam saja meskipun di Indonesia ada lima agama yang diakui.
DAFTAR PUSTAKA
Kuntowijoyo. Prof. Dr, Pengantar Ilmu Sejarah, Benteng Pustaka, Jakarta, 2005.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar