PERKEMBANGAN HISTORIES PENDEKATAN SOSIOLOGI
Dipertengahan abad 20 sosiologi melihat bahwa agama memiliki signifikansi marginal dalam dunia sosiologi, sehingga muncullah agam dalam beragama kontek global, agama kembali memperoleh signifikansi sosiologis baik dalam masyarakat global, agama kembali memperoleh signifikansi sosiologis baik dalam masyarakat berkembang maupun yang sudah maju. Artinya sosiologis terhdapa agama mulai keluar garis tapi memfokuskan perhatiannya disekitar persoalan ekologi dan perwujudan gerakan social dan protes social, globalisasi nasionalisme dan postmodernitas.
Comte, Emile Durkheim menawarkan evolusioner tentang masyarakat manusia, dari kesukuan menjadi republik dari magis ke rasional.
Durkheim memfokuskan sos-agama adalah fungsi yang dimainkan agama untuk menjembatani ketegangan itu dan dalam menghasilkan solidaritas social. Robert bellah dalam Habits of the heart menegaskan peran public dan peran privat agama.
Karl Marx, fungsi utama agama dalam menghasilkan keterenaturan bukanlah salah satu pencipta komitmen terhadap suatu proyek social bersama tetapi lebih merupakan pembernaran atas aturan ketidakadilan dan kekerasan yang sangat jahat dari kaum feudal terhadap kaum petani atau dari kaum kapitalis terhadap pekerja.
Teori marxis menjelaskan hubungan antara relasi – relasi kekuatan dalam wilayah ekonomi, budaya, dan sistem symbol yang melegitimasi relasi-relasi kekuatan itu, baik yang mengambul bentuk ikon – ikon (Patung, Orang Suci) kesamaan tradisional maupun ikon-ikon modern konsumersilisme massa.
Weber berpendapat bahwa agama bukan semata-mata produk social, tetapi lebih merupakan sumber ide dan praktek yang transendenkan dunia sosial yang imanen dan oleh karena itu dapat menimbulkan akibat terhadap dunia social dengan cara independent dan tidak dapat diramalkan.
KARAKTERISTIK DASAR PENDEKATAN SOSIOLOGIS
Kategori – kategori sosiologis, meliputi :
• Stratifikasi social, seperti kelas dan etnis
• Kategori biososial, seperti sex, gender, keluarga, perkawinan dan usia.
• Pola organisasi social; politik, ekonomi, sistem pertukaran dan birokrasi.
• Proses social, seperti fomasi batas, relasi intergrup, interaksi personal, penyimpanan dan globalisasi.
Teoritas sosialogis, menggunakan paradigma dan konseptualitas analogis tentang dunia social yang didasarkan pada tradisi sosiologis maupun refleksi atas data empirism yaitu melalui investigasi histories dan penelitan social kontemporer. (panel, kuantitatif dan kualitatif).
Pendekatan kulitatif dalam sos-agama didasarkan pada skala besar survai terhadap keyakinan-keyakinan keagamaan, nilai-nilai etis dan praktek-praktek ritual.
Pendekatan kualitatif dalam panel social terhadap agama didasarkan pada studi komunitas-komunitas keagamaan dalam skala kecil dengan metode penyelamatan pertisipan / wawancara.
Teoritas sosialogis tentang sekte sangat berbeda dari istilah sekte yang umumnya digunakan. Bagi Troeltsch “sekte” mengindikasikan suatu tipe organisasi keagamaan yang muncul sebgai pemisah dari organisasi mapan tetapi Troeltsch bukan berarti sekte itu rendah melainkan sekte itu dikuatkan oleh perubahan internal.
Karakteristik sekte-sekte yang dipertentangkan oleh para sosiologi :
• Anggotanya berasal dari kelas rendah dan memiliki kecenderungan egalitarianisme
• Suatu doktrin yang berbeda yang dipahami oleh pendiri sekte itu.
• Penolakan terhadap pimpinan, dogma dan praktek social dari agama yang mapan.
• Keanggotaan didasarkan pada pilihan, bukan perwarisan.
• Ikatan yang kuat dan keniscayaan komitmen.
• Nilai-nilai moral dan gaya hidup alternative.
• Ketidaksediaan mengakomodasikan gerak-gerak social.
Kategori organisasi kunci lainnya dalam sosiologi agama adalah gerakan keagamaan baru (New Religious Movement-NRM). Pada abad modern ini berkembang NRM bukan merupakan pemisah sekterian dari gereja-gereja atau agama-agama yang ada, tetapi gerakan-gerakan yang diilhami oleh individu kharismatik tertentu/sekumpulan ajaran dari suatu latar religius cultural yang diambil dari bagian dunia lain.
PERSOALAN DAN PERDEBATAN
Perdebatan dalam sosiologi agama kontemporer adalah antara pebela dan penentang tesis skularisasi yang mendominasi teori social sejak Comte dan Duncheim.
Indicator-indikator dalam mundurnya pengaruh agama:
• Kemunduran partisipasi dalam aktifitas dan upacara-upacara keagamaan
• Kemunduran keanggoraan keagamaan
• Kemunduran pengaruh institusi-institusi keagamaan dalam kehidupan social.
• Berkurangnya otoritas yang dimiliki dan menurunnya keyakinan terhadap ajaran-ajaran keagamaan
• Berkurangnya ketaatan privat, doa dan keyakinan
• Kemunduran otoritas tradisional yang didukung oleh nilai-nilai moral secara keagamaan
• Berkurangnya signifikansi social dari professional- professional keagamaan, kekurangan dalam lapangan kerja.
• Privatisasi internal terhadap ritual-ritual dan sistem keyakinan keagamaan.
Pergeseran dari pedalam kepada urban dari pertanian kepada industrial melibatkan kompleksifikasi organisasi masyarakat yang oleh para sosiolog disebut dengan “diferensiasi social”.
Berkaitan dengan proses difensiasi social ini adalah apa yang disebut Bryan Wilson dengan “Societalisasi”. Masyarakat pra modern berciri khas komunitas kecil masyarakat modern dicirikan proses social yang tidak dikenal.
Sosietalisasi diserai dengan individualisasi agama diprovatisasikan dan diindividualisasikan.
Weber mengatakan bahwa dinamika social mendasar yang menghasilkan sekularisasi adalah rasionalisasi meningkatnya meditasi teknolosi elektronik dalam pertukaran social adala contoh-contoh rasionalisasi.
Prediksi sosiologis mengenai kematian agama dapat menjadi bukti bias anti religius dalam sosiologi agama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar