PENDAHULUAN
Ingatan merupakan alih bahasa dari memory. Karena itu disamping ada yang menggunakan ingatan ada pula yang menggunakan istilah memori sesuai dengan ucapan memory. Namun hal tersebut kiranya bukan merupakan hal yang serius. Ingatan memberikan bermacam-macam arti bagi para ahli. Pada umumnya bagi para ahli memandang ingatan sebagai hubungan antara pengalaman dengan masa lampau. Dengan adanya kemampuan mengingat pada manusia, hal ini menunjukkan bahwa manusia mamapu mnerima, menyimpan dan menimbulkan kembali pengalaman-pengalaman yang dialaminya. Apa yang telah dialami oleh manusia tidak seluruhnya hilang, tetapi inipun tidak berarti bahwa semua yang telah pernah dialami itu akan tetap tinggal seluruhnya dalam ingatan dan dapat seluruhnya ditimbulkan kembali. Kadang-kadang justru sering ada hal-hal yang tidak dapat diingat kembali dengan kata lain ada hal-hal yang dilupakan. Atas hal tersebut apabila orang membicarakan mengenai ingatan, sekaligus juga membicarakan menegenai kelupaan. Karena itu ingatan merupakan kemampuan yang terbatas.
Ingatan merupakan alih bahasa dari memory. Karena itu disamping ada yang menggunakan ingatan ada pula yang menggunakan istilah memori sesuai dengan ucapan memory. Namun hal tersebut kiranya bukan merupakan hal yang serius. Ingatan memberikan bermacam-macam arti bagi para ahli. Pada umumnya bagi para ahli memandang ingatan sebagai hubungan antara pengalaman dengan masa lampau. Dengan adanya kemampuan mengingat pada manusia, hal ini menunjukkan bahwa manusia mamapu mnerima, menyimpan dan menimbulkan kembali pengalaman-pengalaman yang dialaminya. Apa yang telah dialami oleh manusia tidak seluruhnya hilang, tetapi inipun tidak berarti bahwa semua yang telah pernah dialami itu akan tetap tinggal seluruhnya dalam ingatan dan dapat seluruhnya ditimbulkan kembali. Kadang-kadang justru sering ada hal-hal yang tidak dapat diingat kembali dengan kata lain ada hal-hal yang dilupakan. Atas hal tersebut apabila orang membicarakan mengenai ingatan, sekaligus juga membicarakan menegenai kelupaan. Karena itu ingatan merupakan kemampuan yang terbatas.
Telah dikemukakan di atas bahwa ingatan itu berhubungan dengan pengalaman-pengalaman yang telah lampau. Dengan demikian dapatlah dikemukakan bahwa apa yang diingat merupakan hal yang telah pernah dialami, pernah dipersepsinya. Dengan demikian apabila ditinjau lebih lanjut, ingatan itu tidak hanya kemampuan untuk meyimpan apa yang telah pernah dialaminya saja, tetapi juga meliputi kemampuan untuk menerima, menimpan dan menimbulkan kembali. Untuk jelasnya baiklh dikemukakan contoh sebagai berikut.
Orang dapat mengingt sesuatu kejadian, ini berarti kejadian yang diingat itu pernah dialami, atau dengan kata lain kejadian itu pernah dimasukkan ke dalam jiwanya, kemudian disimpan dan pada suatu waktu kejadian itu ditimbulkan kembali dalam kesadaran. Dengan demikian maka ingatan itu merupakan kemampuan yang berkaitan dengan kemampuan untuk menerima atau memasukkan (learning), menyimpan (retention), dan menimbulkan kembali (remembering) hal-hal yang telah lampau (Woodworth dan Marquis, 1957).
TEORI, METODOLOGI, ANALISIS
A. TEORI
Apabila seseorang mengadakan persepsi atau pengalaman, maka apa yang dipersepsi itu atau yang dialami itu tidak hilang sama sekali, tetapi dapat disimpan dalam ingatan dan apabila diperlukan pada suatu waktu dapat ditimbulkan kembali dalam alam kesadaran.
Stimulus yang merupakan sensory input dipersepsi melalui alat indera (sensory register). Untuk mengadakan persepsi perlu adanya perhatian. Apa yang dipersepsi itu masuk dalam ingatan, dan dalam waktu singkat apa yang dipersepsi itu dapat ditimbulkan kembali sebagai memory output. Ini yang disebut short-term memory (Hulse, dkk., 1981) atau juga disebut sebagai short term store (Morgan, dkk, 1984).
Namun di samping itu apa yang dipersepsi dapat pula tidak segera ditimbulkan dalam alam kesadaran sebagai memory output, tetapi disimpan dalam ingatan melalui encoding. Pada suatu waktu apabila iperlukan melalui retreival apa yang ada dalam gudang atau ingatan itu ditimbulkan kembali sebagai memory output. Retreival merupakan kebalikan dari encoding, yaitu mencari informasi yang ada dalam gudang ingatan. Dengan kata lain apa yang dipersepsi atau dipelajari itu disimpan dalam ingatan waktu yang yang lama, dan apabila dibutuhkan dapat ditimbulkan kembali dalam alam kesadaran. Ini disebut dengan logterm memory (Hulse, dkk., 1981) atau juga disebut sebagai long-term store (Morgan, dkk., 1984). Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa ingatan dapat dibedakan antara (1) short term memory dan (2) long term memory, di samping apa yang disebut sebagai (3) sensosry memory (Hergenhan dan Olson, 1997). Perbedaan antara ketiga macam ingatan itu terletak pada waktu antara masuknya stimulus untuk dipersepsi dan ditimbulkannya kembali sebagai memory output. Apabila jarak waktu antara pemasukkan stimulus dan penimbulan kembali sebagai memory output berkisar antara 20-30 detik, ini merupakan short term memory, sedangkan selebihnya merupakan long term memory (Morgan, dkk., 1984). Untuk sensory memory waktunya lebih pendek lagi, yaitu kira-kira 1 detik (Hergenhahn dan Olson, 1997).
Apabila seseorang mengadakan persepsi atau pengalaman, maka apa yang dipersepsi itu atau yang dialami itu tidak hilang sama sekali, tetapi dapat disimpan dalam ingatan dan apabila diperlukan pada suatu waktu dapat ditimbulkan kembali dalam alam kesadaran.
Stimulus yang merupakan sensory input dipersepsi melalui alat indera (sensory register). Untuk mengadakan persepsi perlu adanya perhatian. Apa yang dipersepsi itu masuk dalam ingatan, dan dalam waktu singkat apa yang dipersepsi itu dapat ditimbulkan kembali sebagai memory output. Ini yang disebut short-term memory (Hulse, dkk., 1981) atau juga disebut sebagai short term store (Morgan, dkk, 1984).
Namun di samping itu apa yang dipersepsi dapat pula tidak segera ditimbulkan dalam alam kesadaran sebagai memory output, tetapi disimpan dalam ingatan melalui encoding. Pada suatu waktu apabila iperlukan melalui retreival apa yang ada dalam gudang atau ingatan itu ditimbulkan kembali sebagai memory output. Retreival merupakan kebalikan dari encoding, yaitu mencari informasi yang ada dalam gudang ingatan. Dengan kata lain apa yang dipersepsi atau dipelajari itu disimpan dalam ingatan waktu yang yang lama, dan apabila dibutuhkan dapat ditimbulkan kembali dalam alam kesadaran. Ini disebut dengan logterm memory (Hulse, dkk., 1981) atau juga disebut sebagai long-term store (Morgan, dkk., 1984). Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa ingatan dapat dibedakan antara (1) short term memory dan (2) long term memory, di samping apa yang disebut sebagai (3) sensosry memory (Hergenhan dan Olson, 1997). Perbedaan antara ketiga macam ingatan itu terletak pada waktu antara masuknya stimulus untuk dipersepsi dan ditimbulkannya kembali sebagai memory output. Apabila jarak waktu antara pemasukkan stimulus dan penimbulan kembali sebagai memory output berkisar antara 20-30 detik, ini merupakan short term memory, sedangkan selebihnya merupakan long term memory (Morgan, dkk., 1984). Untuk sensory memory waktunya lebih pendek lagi, yaitu kira-kira 1 detik (Hergenhahn dan Olson, 1997).
B. METODOLOGI
Metodologi yang saya gunakan adalah metode kualitatif memusatkan pada prinsip-prinsip umum yang mendasari perwujudan sebuah makna dari gejala-gejala individu masyarakat. Objek analisis dalam pendekatan kualitatif adalah makna dari komunikasi. Sasaran kajian dari pendekatan kualitatif adalah pola-pola yang berlaku sebagai prinsip-prinsip umum dalam interaksi. Gejala-gejala tersebut dilihat dari satuan yang berdiri sendiri dalam kesatuan yang bulat dan menyeluruh. Sehingga pendekatan kualitatif sering disebut sebagai pendekatan holistic terhadap suatu gejala personal.
Pendekatan kualitatif mencakup berbagai metodologi yang fokusnya menggunakan pendekatan interpretative dan naturalistic terhadap pokok kajiannya. Oleh karena itu, dalam penggunaan pendekatan kualitatif, peneliti berusaha melakukan studi gejala dalam keadaan alamiahnya dan berusaha membentuk pengertian terhadap fenomena sesuai dengan makna lazim digunakan oleh subjek penelitian. Dan berdasarkan sejarah peneliti menganalisis dari berbagai sumber baik media elektronik (internet) dan kepustakaan.
C. ANALISIS
Fungsi Memasukkan (learning)
Dalam ingatan yang disimpan adalah hal-hal yang pernah dialami seseorang. Bagaimana memperoleh pengalaman dapat dibedakan dalam dua cara, yaitu (1) dengan cara tidak sengaja dan (2) dengan cara sengaja.
Memperoleh pengalaman dengan cara tidak sengaja, yaitu apa yang dialami oleh seseorang dengan tidak sengaja itu dimasukkan dalam ingatannya. Hal ini terlihat dengan jelas pada anak-anak, bagaimana mereka memperoleh pengalaman tidak dengan sengaja, dan hal ini kemudian disimpan dalam ingatannya. Bagaimana mereka memperoleh pengalaman misalnya bahwa gelas kalau jatuh dapat pecah, bahwa kayu itu keras dan dapat menimbulkan rasa sakit apabila teratuk olehnya. Pengalaman-pengalaman ini disimpannya dalam ingatan sebagai pengertian-pengertian.
Fungsi Memasukkan (learning)
Dalam ingatan yang disimpan adalah hal-hal yang pernah dialami seseorang. Bagaimana memperoleh pengalaman dapat dibedakan dalam dua cara, yaitu (1) dengan cara tidak sengaja dan (2) dengan cara sengaja.
Memperoleh pengalaman dengan cara tidak sengaja, yaitu apa yang dialami oleh seseorang dengan tidak sengaja itu dimasukkan dalam ingatannya. Hal ini terlihat dengan jelas pada anak-anak, bagaimana mereka memperoleh pengalaman tidak dengan sengaja, dan hal ini kemudian disimpan dalam ingatannya. Bagaimana mereka memperoleh pengalaman misalnya bahwa gelas kalau jatuh dapat pecah, bahwa kayu itu keras dan dapat menimbulkan rasa sakit apabila teratuk olehnya. Pengalaman-pengalaman ini disimpannya dalam ingatan sebagai pengertian-pengertian.
Seseorang memperoleh pengalaman-pengalaman dengan sengaja, yaitu apabila seseorang dengan sengaja memasukkan pengalaman-pengalamannya, pengetahuan-pengetahuannya dalam psikisnya. Dalam bidang ilmu pada umumnya orang akan memperoleh pengetahuan dengan sengaja mempelajari hal-hal atau keadaan-keadaan yang kemudian dimasukkan dalam ingatannya.
Berdasarkan atas penelitian-penelitian ternyata kemampuan idividu untuk memasukkan apa yang dipersepsi atau yang dipelajari itu terdapat perbedaan satu dengan yang lain. Ada orang yang dapat cepat memasukkan apa yang dipelajarinya, tetapi sebaliknya juga ada orang yang lambat. Cepat atau lambat seseorang memasukkan apa yang dipersepsi atau apa yang dipelajari itu merupakan ifat ingatan yang berkaitan dengan kemampuan memasukkan.
Fungsi Menyimpan
Fungsi kedua dari ingatan adalah mengenai penyimpanan apa yang dipelajari atau apa yang dipersepsi. Problem yang timbul berkaitan dengan fungsi ini ialah bagaimana agar yang telah dipelajari atau yang telah dimasukkan itu dapat disimpan dengan baik, sehingga pada suatu waktu dapat ditimbulkan kembali apabila dibutuhkan. Seperti diketahui setiap proses belajar akan meninggalkan jejak-jejak dalam jiwa seseorang, dan traces ini untuk sementara disimpan dalam ingatan yang pada suatu waktu dapat ditimbulkan kembali. Traces atau jejak-jejak ini yang disebut sebagai memory traces.
Sekalipun dengan memory traces memungkinkan seseorang mengingat apa yang telah pernah dipelajari atau telah pernah dipersepsi, tetapi ini tidak berarti bahwa semua memory traces akan tetap tinggal dengan baik, karena memory traces pada suatu waktu dapat hilang, dalam hal ini orang mengalami kelupaan. Disamping memory traces itu dapat hilang, memory traces juga dapat berubah tidak seperti semula, ada kemungkinan bagian-bagiannya akan berubah, sehingga apabila ditimbulkan kembali untuk diingat, apa yang muncul tidak seperti pada waktu dipelajari hal tersebut. Hal ini yang disebut bahwa ingatan orang tersebut tidak setia, apa yng diingat dapat berubah atau berkurang dari keadaan pada waktu dipelajari. Ada bagian-bagian yang hilang yang tidak dapat diingat kembali.
Fungsi ketiga dari ingatan adalah berkaitan dengan menimbulkan kembali hal-hal yang disimpan dalam ingatan. Dalam mnimbulkan kembali apa yang disimpan dalam ingatan dapat ditempuh dengan (1) mengingat kembali dan mengenal kembali.
Pada mengingat kembali orang dapat menimbulkan kembali apa yang diingat tanpa dibantu adanya objek sebagai stimulus untuk dapat diingat kembali. Jadi dalam hal mengingat kembali orang tidak dibantu dengan adanya objek. Misalnya orang dapat mengingat kembali tentang ciri-ciri pejambret yang menjambret tasnya, sekalipun penjambretan itu tidak ada.
Pada mengenal kembali orang dapat menimbulkan kembali apa yang diingat atau yang telah pernah dipelajari dengan bantuan adanya objek yang harus diingat. Jadi dalam mengenal kembali orang dibantu dengan adanya objek yang perlu ditimbulkan kembali. Misalnya ada sepeda yang hilang kemudian ditemukan oleh pihak kepolisian, dan barang siapa yang kehilangan sepeda dapat melihat sepeda tersebut apakah sepeda itu miliknya bukan. Setelah seseorang melihat sepeda tersebut, orang dapat mengenal kembali bahwa sepeda itu adalah sepedanya yang hilang sebulan yang lalu.
Ingatan memori terjadi seketika, ketika ahli fisiologi syaraf Benjamin Libet dan Bertram Fenstein dari Mount Zion Hospital di San Francisco menghubungkan manusia ke EEG (mesin pengukur gelombang otak), hasil pengukurannya menunjukkan bahwa untuk menghasilkan persepsi, pikiran membutuhkan waktu hanya dalam satuan mili detik. Seperibu detik adalah waktu yang dibutuhkan oleh penglihatan, pendengaran, penciuman, emosi dan pikiran, unsure-unsur yang membentuk memori untuk melakukan perjalanan menelusuri sisitem saraf dan berakhir di otak.
Satu detik cukup singkat, sektar waktu yang dibutuhkan untuk mengucapkn mili detik. Membayangkan satu detik dibagi menjadi separuh atau bahkan seperpuluh, sulit. Apalagi seperseribu detik, nyaris mustahil, sedemikian kecil pikiran dapat mencapainya. Namun begitulah kenyataannya, pikiran bekerja seketika.
Ingatan akan kata-kata yang diucapkan seseorang atau fakta-fakta yang dibaca, terjadi sedemikian cepat sebelum menyadarinya. Persepsi bisa mencapai otak dalam mili detik demikian menurut penemuan Libet dan Feinstein, tetapi diperlukan 999 per seribu detik lagi bagi apa yang anda dengar atau baca utnuk dikirim kepikiran sadar. Dengan kata lain hamper dalam bilangan detik yang sama.
Ingatan bisa terjadi seketika. Tetapi kecepatan ini tidak membuat ingatan bertahan hanya sejenak. Sekali berada di sana, ingatan bertahan selamanya. Dalam penelitian laboratorium, peneliti otak, Wilder Penfield merangsang bank memori otak, dan pasien dapat mengingat kejadian masa lalu, yang mereka kira telah terlupakan, dengan sangat rinci. Segala yang pernah anda rasakan, nikmati, kerjakan, atau alami, demikian disimpulkan oleh Penfield dalam Mysteries of the Mind, masih terekam di suatu tempat dalam otak. Ingtan tetap pada tempatnya, tersimpan dalama bank memori bawah sadar. Yang penting mengaksesnya dengan benar, seperti memanggil file di komputer. Mengingat adalah sebuah keterampilan yang dpat dipelajari, seperti halnya matematika dan relaksasi. Peta memori ditemukan oleh psikolog Kanada bernama Endel Tulving. Dia memberikan 100 kartu yang dicetak dengan tulisan diatasnya kepada dua kelompok siswa. Dia meminta satu kelompok untuk mengingat kata-kata tersebut. Kemudian kelompok yang lain diminta menysusnya menjadi kategori logis.
Setelah itu Tuling menguji keduanya guna melihat berapa dari seratus kata tersebut yang mereka ingat. Mengejutkan baginya, mereka yang emnyusun kata-kata tanpa berusaha mengingatnya secara khusus menghasilkan nilai sama baik dengan siswa yag berkonsentrasi untuk mengingatnya. Tulving menyimpulkan bahwa keterlibatan aktif siswa dalam menyusun materi menghasilkan pola yang berarti, dan hubungan yang memperkuat data dalam ingatan kita, sama efektif dengan usaha sadar untuk mengingatnya. Pemetaan memori meliputi penulisan sebuah kata kunci sesuatu yang ingin diingat ditengah-tengah secarik kertas. Ide bawahan yang penting ditulis di sebelahnya, dan garis dibuat untuk menghubungkan ide bawahan dan ide utama. Ide yang menghubungkan ke ide bawahan dicatat, dan sebuah garis dibuat untuk menghubungkannya. Beberapa buah garis ada yang menghubungkannya.
KESIMPULAN
Dari bahasan diatas, sesungguhnya memori dapat dihadirkan kembali sewaktu-waktu karena memori bagian dari refleksi pikiran dan otak adalah sebagai alat pengingat, memori sebenarnya tidak hilang hanya saja terlupakan, kenangan-kenangan, kejadian-kejadian manis pahit, susah senang, diam dan tertawa adalah suatu reaksi personal yang dialami baik masa lalu dan sekarang juga kejadian terlewati beberapa menit yang lalu, semua akan tersimpan dialam bawah sadar dan terekam dimemori.
Inilah anugerah sang pencipta yang tiadatara yang menjadikan manusia berkembang dalam segala bidang keilmuwan dan teknologi yang semakin modern computer memiliki memori yang berbentuk hardisc dan handphone agar lebih banyak muatan aplikasinya pun memiliki memori.
REFERENSI:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar