Kelompok sosial merupakan bahasan penting yang berkaitan dengan human science karena secara esensial hal tersebut tertanam secara pundamental di dalam kehidupan manusia yang seolah-olah telah melekat dan tidak dapat dipisahkan.
Kelompok sosial merupakan sebuah gejala alamiah di dalam lingkaran kehidupan umat manusia. hal ini dapat dilihat dalam perjalanan sejarahnya, di mana manusia saling memiliki keterkaitan dalam segi pemenuhan kebutuhan-kebutuhannya. Dari sinilah mereka terbentuk dalam sebuah kelompok-kelompok sosial yang mengiringi perjalanan hidupnya.
Proses pengelompokan sosial di dalam perjalanan sejarahnya telah terbentuk melalui beberapa faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kelompok sosial yang terbentuk melalui pengaruh faktor internal, lahir dari sebuah kesadaran setiap individu untuk membangun sebuah kelpmpok dalam pemenuhan kebutuhan-kebutuhan yang tidak dapat terpenuhi secara individual. Seperti, Kebutuhan pertahanan dari serangan kelompok lain dll. Sedangkan Pengelompokan yang dipengaruhi oleh faktor eksternal lahir dari sebuah proses alamiah yang tanpa melibatkan kehendak pada awal pengelompokannya. Seperti seorang bayi yang dilahirkan dalam sebuah kelompok tertentu dan dinobatkan oleh mereka sebagai bagian dari kelompoknya.
KLASIFIKASI KELOMPOK
Salah satu dampak perubahan panjang yang melanda Eropa Barat dan kemudian menyebar ke seluruh pelosok dunia ialah terjadinya perubahan dalam pengelompokkan anggota masyaraakat. Salah seorang ahli sosiologi awal secara rinci membahas perbedaan dalam pengelompokan ini ialah Durkheim. Dalam bukunya The Division Of Labour in Society (1968) ia membedakan antara kelompok yang didasarkan pada solidaritas organic. Solidaritas mekanik merupakan ciri yang menandai masyarakat yang masih sederhana. Yang oleh Durkheim dinamai segmental. Dalam masyarakat yang menganut solidaritas mekanik, yang diutamakan ialah persamaan perilaku dan sikap.
Solidaritas organik merupakan bentuk solidaritas yang mengikat masyarakat kompleks masyarakat yang telah mengenal pembagian kerja yang rinci daan dipersatukan oleh kesalingtergantungan antarbagian. Pada masyarakat dengan solidaritas organikini, ikatan utama yang mempersatukan masyarakat bukan lagi kesadaran kolektif atau hati nurani kolektif (collective conscience) melainkaan kesepakatan yang terjalin diantara berbagai kelompok profesi.
KELOMPOK FORMAL DAN INFORMAL
Suatu gejala yang menarik perhatian banyak ilmuan ialah adanya keterkaitan antara kelompok formal dan kelompok informal. Suatu gejala yang telah diamati oleh para ilmuan sosial ialah bahwa dalam organisasi formal sering terbentuk kelompok informal yang nilai dan normanya dapat bertentangan dengan nilai dan aturan yang berlaku dalam organisasi formal. Di kalangan sisiwa dan mahasisiwa,misalnya sering terjalin kesetiakawanan yang bertentangan dengan aturan organisasi.misalnya kesetiakawanan dalam melakukan pelanggaran disiplin (misalnya bersama-sama meninggalkan kelas selama jampelajaran).
KELOMPOK FORMAL DAN INFORMAL
Suatu gejala yang menarik perhatian banyak ilmuan ialah adanya keterkaitan antara kelompok formal dan kelompok informal. Suatu gejala yang telah diamati oleh para ilmuan sosial ialah bahwa dalam organisasi formal sering terbentuk kelompok informal yang nilai dan normanya dapat bertentangan dengan nilai dan aturan yang berlaku dalam organisasi formal. Di kalangan sisiwa dan mahasisiwa,misalnya sering terjalin kesetiakawanan yang bertentangan dengan aturan organisasi.misalnya kesetiakawanan dalam melakukan pelanggaran disiplin (misalnya bersama-sama meninggalkan kelas selama jampelajaran).
Hubungan antara organisasi formal dan informal dapat pula kita jumpai dalm bidang pekerjaan. Di satu pihak kita dapat menjumpai studi yang mengungkap bahwa hubungan persahabatan antara teman sekerja dapat memperlancar urusan kedinasan.
REFERENSI
Sunarto, kamnto. 2004. pengantar sosiologi. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Sunarto, kamnto. 2004. pengantar sosiologi. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar